Buaya Raksasa di Kaltim
Ini foto buaya yg ditangkap di sangkulirang-kaltim beberapa bulan lalu, udah memangsa orang lho, makanya ditangkap dan dibunuh.. biasanya setelah dibunuh, kemudian di awetkan dan dipajang di museum Tenggarong :
Sudah 4 Tewas dan Puluhan Luka Dimangsa Buaya
TRIBUNNEWS.COM, SANGATTA- Pasca peristiwa seorang warga dimangsa buaya, warga Kecamatan Sandaran, Kabupaten Kutai Timur, Kaltim, khawatir beraktivitas di Sungai Sandaran.
Menurut Camat Sandaran, H Murdiansyah, kawasan sekitar sungai Sandaran merupakan habitat buaya. Namun ia tidak mengetahui jenis buayanya.
"Bila kita menggunakan speed boat, maka selama 1,5 jam akan terlihat pesisir pantai yang banyak buayanya di kiri dan kanan," katanya, Selasa (16/3/2010).
Bahkan para pengendara perahu maupun speedboat sudah sangat memahami kondisi tersebut. "Karena itu ketika ada buaya melintas, pengendara lebih memilih menghindar," katanya. Beberapa kawasan yang banyak dihuni buaya di Sandaran antara lain Takat, Lembah Hijau, dan Wono.
Namun warga sekitar masih memercayai beberapa mitos terkait kemunculan buaya tersebut. Beberapa mitos tersebut antara lain larangan mencuci kelambu dan alat masak di sungai, memakan daging buaya, serta larangan tidur mengorok di perahu.
Ia menjelaskan pula, selama tiga tahun menjadi camat, telah empat kali terjadi peristiwa buaya memangsa warga. "Empat warga meninggal dunia. Namun kalau yang cedera dan luput dimangsa, mencapai puluhan orang," katanya.
Walaupun buaya seringkali menyerang, warga pun tak punya pilihan lain untuk beraktivitas di sungai. Hal ini karena sungai menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari warga setempat.
Sebelumnya, Sahar (40), warga Takat, Dusun Manubar, Kecamatan Sandaran, Kabupaten Kutai Timur, dimangsa buaya saat memperbaiki perahunya.
Anggota polisi, TNI AD dan juga Lanal TNI AL, turut pula membantu masyarakat untuk mencari korban. Mereka menggunakan lima perahu untuk menyisir sungai. Termasuk memasuki celah-celah di muara.
Tak lama kemudian, buaya pemangsa itu ditemukan. Personel Lanal menembak 10 kali. Saat tembakan pertama dilepaskan, buaya sempat meronta sehingga banyak tanaman nipah yang roboh. Namun setelah 10 tembakan dilepaskan dan warga meyakini buaya tersebut mati, maka warga mulai mendekat. Setelah itu buaya pun diseret ke kediaman Sahar.
Begitu perut buaya dibelah, secara berurutan ditemukan tangan kiri dan kanan, kepala yang tidak lagi utuh, kedua kaki hingga punggung, serta isi perut yang sudah hancur.
Sudah 4 Tewas dan Puluhan Luka Dimangsa Buaya
TRIBUNNEWS.COM, SANGATTA- Pasca peristiwa seorang warga dimangsa buaya, warga Kecamatan Sandaran, Kabupaten Kutai Timur, Kaltim, khawatir beraktivitas di Sungai Sandaran.
Menurut Camat Sandaran, H Murdiansyah, kawasan sekitar sungai Sandaran merupakan habitat buaya. Namun ia tidak mengetahui jenis buayanya.
"Bila kita menggunakan speed boat, maka selama 1,5 jam akan terlihat pesisir pantai yang banyak buayanya di kiri dan kanan," katanya, Selasa (16/3/2010).
Bahkan para pengendara perahu maupun speedboat sudah sangat memahami kondisi tersebut. "Karena itu ketika ada buaya melintas, pengendara lebih memilih menghindar," katanya. Beberapa kawasan yang banyak dihuni buaya di Sandaran antara lain Takat, Lembah Hijau, dan Wono.
Namun warga sekitar masih memercayai beberapa mitos terkait kemunculan buaya tersebut. Beberapa mitos tersebut antara lain larangan mencuci kelambu dan alat masak di sungai, memakan daging buaya, serta larangan tidur mengorok di perahu.
Ia menjelaskan pula, selama tiga tahun menjadi camat, telah empat kali terjadi peristiwa buaya memangsa warga. "Empat warga meninggal dunia. Namun kalau yang cedera dan luput dimangsa, mencapai puluhan orang," katanya.
Walaupun buaya seringkali menyerang, warga pun tak punya pilihan lain untuk beraktivitas di sungai. Hal ini karena sungai menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari warga setempat.
Sebelumnya, Sahar (40), warga Takat, Dusun Manubar, Kecamatan Sandaran, Kabupaten Kutai Timur, dimangsa buaya saat memperbaiki perahunya.
Anggota polisi, TNI AD dan juga Lanal TNI AL, turut pula membantu masyarakat untuk mencari korban. Mereka menggunakan lima perahu untuk menyisir sungai. Termasuk memasuki celah-celah di muara.
Tak lama kemudian, buaya pemangsa itu ditemukan. Personel Lanal menembak 10 kali. Saat tembakan pertama dilepaskan, buaya sempat meronta sehingga banyak tanaman nipah yang roboh. Namun setelah 10 tembakan dilepaskan dan warga meyakini buaya tersebut mati, maka warga mulai mendekat. Setelah itu buaya pun diseret ke kediaman Sahar.
Begitu perut buaya dibelah, secara berurutan ditemukan tangan kiri dan kanan, kepala yang tidak lagi utuh, kedua kaki hingga punggung, serta isi perut yang sudah hancur.
No Response to "Buaya Raksasa Memangsa Manusia"
Posting Komentar